Menteri PPPA dan Fatma Saifullah Yusuf Jenguk Korban Kekerasan Seksual Ayah Sambung di Samarinda
11-05-2025
Penulis
Khalisotussurur
Samarinda (11 Mei 2025) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengunjungi korban kekerasan seksual di kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Samarinda, Jumat (9/5/2025). Istri Menteri Sosial, Fatma Saifullah Yusuf juga hadir mendampingi.
"Saya hadir ke sini untuk silaturahmi dengan Dinas PPPA. Kebetulan kita sedang support adik yang sedang mengalami sesuatu yang tidak kita inginkan," kata Arifah.
Ia menceritakan kondisi korban saat ini dalam keadaan sehat. Korban juga sedang mengikuti ujian sekolah, “Ananda masih semangat untuk melanjutkan sekolah bahkan bercita-cita menjadi polisi, saya juga akan pastikan bahwa korban dalam keadaan baik dan haknya terpenuhi," katanya.
Pada kesempatan terpisah, Fatma bersama Arifah berbincang langsung dengan korban,” Alhamdulillah ananda sehat, tadi juga hadir ibu kandungnya, tentu harapan saya semoga kedepan semua tetap berjalan dengan baik, dan kelak ia menjadi anak yang sukses serta tercapai cita-citanya," ujar Fatma yang membawakan buah tangan berupa peralatan lukis.
Untuk diketahui, sebut saja Bunga (13) merupakan korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan ayah sambungnya. Di akhir bulan April, tim Kemensos dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial(BBPPKS) Yogyakarta juga sudah melakukan asesmen dan memberikan bantuan Nutrisi dan sandang yang layak kepada korban yang saat ini sedang mengandung janin dengan usia kehamilan 6 bulan berjalan.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polsek Sungai Pinang dan ayah korban sudah di amankan. Saat ini korban telah didampingi UPTD PPA Samarinda, tetapi sehari-hari ia lebih memilih berada di rumah aman Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kaltim.
Dalam kesempatan itu, Menteri PPPA juga menyoroti program Ruang Bersama Indonesia sebagai kelanjutan dari inisiatif desa/kelurahan ramah anak dan perempuan, karena program ini menjadi wadah kolaborasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di tingkat desa, melibatkan lembaga kementerian dan partisipasi aktif masyarakat.
Samarinda (11 Mei 2025) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengunjungi korban kekerasan seksual di kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Samarinda, Jumat (9/5/2025). Istri Menteri Sosial, Fatma Saifullah Yusuf juga hadir mendampingi.
"Saya hadir ke sini untuk silaturahmi dengan Dinas PPPA. Kebetulan kita sedang support adik yang sedang mengalami sesuatu yang tidak kita inginkan," kata Arifah.
Ia menceritakan kondisi korban saat ini dalam keadaan sehat. Korban juga sedang mengikuti ujian sekolah, “Ananda masih semangat untuk melanjutkan sekolah bahkan bercita-cita menjadi polisi, saya juga akan pastikan bahwa korban dalam keadaan baik dan haknya terpenuhi," katanya.
Pada kesempatan terpisah, Fatma bersama Arifah berbincang langsung dengan korban,” Alhamdulillah ananda sehat, tadi juga hadir ibu kandungnya, tentu harapan saya semoga kedepan semua tetap berjalan dengan baik, dan kelak ia menjadi anak yang sukses serta tercapai cita-citanya," ujar Fatma yang membawakan buah tangan berupa peralatan lukis.
Untuk diketahui, sebut saja Bunga (13) merupakan korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan ayah sambungnya. Di akhir bulan April, tim Kemensos dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial
(BBPPKS) Yogyakarta juga sudah melakukan asesmen dan memberikan bantuan Nutrisi dan sandang yang layak kepada korban yang saat ini sedang mengandung janin dengan usia kehamilan 6 bulan berjalan.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polsek Sungai Pinang dan ayah korban sudah di amankan. Saat ini korban telah didampingi UPTD PPA Samarinda, tetapi sehari-hari ia lebih memilih berada di rumah aman Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kaltim.
Dalam kesempatan itu, Menteri PPPA juga menyoroti program Ruang Bersama Indonesia sebagai kelanjutan dari inisiatif desa/kelurahan ramah anak dan perempuan, karena program ini menjadi wadah kolaborasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di tingkat desa, melibatkan lembaga kementerian dan partisipasi aktif masyarakat.